Écriture Féminine dan Pengaruhnya di Prancis


Écriture Féminine adalah sebuah genre yang ditulis oleh perempuan dimaksudkan agar perempuan dapat menunjukkan dan menyuarakan gaya serta pandangan mereka kepada publik. Teori ini pertama kali dikenalkan oleh kritikus feminis Prancis bernama Hélène Cixous dalam tulisannya yang berjudul "The Laugh of the Medusa" pada tahun 1975. Hélène Cixous menulis essay tersebut dengan tujuan supaya tulisannya dapat membantu perempuan untuk memenuhi kebutuhan mereka dengan membangun narasi diri dan identitas yang kuat. Tulisannya penuh dengan gaya penulisan yang sangat berbeda dengan tulisan laki-laki, Hélène Cixous berusaha menunjukkan bahwa tulisannya tidak terperangkap dalam aturan konvensional yang biasa ditemukan dalam sistem patriarki. 


Seperti yang diketahui, sistem patriarki tumbuh selama berabad-abad di seluruh dunia, termasuk di Prancis. Kekuasaan tertinggi selalu berada pada laki-laki, entah dalam bidang sosial, politik, serta agama. Padahal, banyak suara-suara perempuan yang rasional dan seimbang dengan laki-laki, sayangnya pendapat mereka tidak pernah mendapat perhatian dari masyarakat. Hal ini ditentang oleh kelompok feminisme, yaitu kelompok yang memperjuangkan hak-hak wanita agar mendapat perlakuan yang setara dengan kaum laki-laki. Pada masa postmodern, tokoh-tokoh feminisme fokus untuk melawan stereotip masyarakat tentang perbedaan seksual. Salah satu tokohnya yaitu Hélène Cixous menunjukkan perubahan yang signifikan melalui bidang karya sastra. 


Sebelum lahir aliran Écriture Féminine, genre penulisan di Prancis didominasi oleh gaya penulisan tokoh laki-laki yang cenderung melihat dunia hanya dari pandangan laki-laki. Tulisan-tulisan ini tentu saja sangat menarik perhatian, mereka juga tokoh-tokoh intelektual yang membantu mencerdaskan bangsa Prancis. Namun, masyarakat juga perlu melihat perspektif dunia jika dilihat dari mata perempuan. Pandangan yang berbeda ini awalnya selalu mendapat penolakan, kaum patriarki akan tetap berpikir perempuan tidak memiliki pandangan yang menarik. Saat itulah dibutuhkan tokoh-tokoh perempuan yang membawa perspektif baru di dunia Prancis. 


Dalam The Laugh of the Medusa, Hélène menunjukkan gaya penulisan yang menyimpang dari gaya penulisan pada umumnya. Ia juga menjelaskan perbedaan-perbedaan tulisan feminin dan maskulin yang kurang lebih sebagai berikut:

  • Tulisan feminin cenderung menentang logika laki-laki (hal. 101) sedangkan tulisan maskulin cenderung pada institusi, hukum, kebenaran, logic serta patriarki (hal. 322 dan 73)

  • Tulisan feminin cenderung bebas dari kendala kronologi, tempat, dan urutan naratif (hal. 144, 47, 314) sedangkan tulisan maskulin cenderung linier, kronologis, tertutup, dan berurutan (hal. 314 dan 322)

  • Tulisan feminin cenderung menolak makna tetap/polisemi (hal. 18 dan 40) sedangkan tulisan maskulin cenderung bermakna tetap (hal. 99)

  • Tulisan feminin cenderung subjektif dan emosional (hal. 279) sedangkan tulisan maskulin cenderung pada dualisme Cartesian 

(from: mrsmacteach33 wordpress)


The Laugh of the Medusa mendapat perhatian dari masyarakat Prancis, banyak masyarakat dan tokoh besar yang membaca dan kagum dengan karya Hélène. Ia berhasil menginspirasi masyarakat untuk berani menyuarakan pendapat mereka. Setelah kesuksesan The Laugh of the Medusa, muncul penulis-penulis wanita yang juga ingin mempublikasikan karya mereka. Bahkan hingga abad ke-21 saat ini, Prancis melahirkan ribuan penulis wanita yang sangat berbakat. 


"Write, let no one hold you back, let nothing stop you: not man; no the imbecilic capitalist machinery, in which publishing houses are the crafty, obsequious relayers of imperatives handed down by an economy that works against us and off our backs; and not yourself"

 - The Laugh of the Medusa (392)


Penulis    : Ulfiatul Malina

Editor      : Tim Half-Blood French

Sumber: 

Conley. Hélène Cixous: Writing the Feminine. University of Nebraska Press. pp. 1–11

"Hélène Cixous" Encyclopedia Britannica. Retrieved 2 November 2018


Commentaires

Enregistrer un commentaire

Posts les plus consultés de ce blog

Pemaknaan Aliran Absurdisme dalam Buku L’Étranger karya Albert Camus